Selain bergerak didalam pengembangan alat-alat musik khas daerah Mandailing, Kampung Kaos Madina (KKM) juga kembangkan kain tenun khas daerah yakni Ulos Mandailing.
Ulos Mandailing terkenal memiliki karakter yang khas dalam memainkan garis dan lengkung, juga warna, bila dibandingkan dengan ulos Batak Toba.
Menggunakan warna merah yang lebih cerah, dan banyak didominasi oleh pernak-pernik putih. Motif yang digunakan erat kaitannya dengan bindu, yakni motif pada bagian penampang atap Bagas Godang.
Tentu juga dengan makna yang sama sebagai simbol-simbol filosofi budaya yang melekat pada bangsa Mandailing.
“Dimana dulunya orang Mandailing mendapatkan Ulos diluar Madina kini sudah ada kita produksi disini,” sebut Sobir Lubis.
Ia mengatakan, pengembangan ini dilakukan selain upaya didalam membangunkan kembali ruh penguatan entitas Mandailing juga sebagai upaya didalam menyerapan tenaga kerja, dan menghidupkan ekonomi kreatif berbasis home industri.
“Sekurang-kurangnya, dengan penggunaan teknologi tenun sederhana ini, orang akan terbangun pola pikirnya bahwa kita sebagai bangsa Mandailing juga punya sejarah dan keterampilan yang amat bermarwah menyangkut pesona kebudayaan kita dalam berbusana,” sebutnya.
Dia menyebutkan, selembar kain bukan sekedar penutup aurat dalam konteks iman, tetapi juga merupakan sebuah percikan budaya berbangsa.
Karena dalam bahan, motif, pola, dan warna benang yang digunakan, itu semua bagian dari filosofi dan cara pandang kita terhadap manusia dalam kebudayaan. Pola berbusana adalah sebuah entitas adat dan budaya semua bangsa.
“Saya berharap dengan konsep ini kecintaan kita terhadap budaya Mandailing semakin bertambah,” harap Sobir.
Bagikan
KAIN TENUN KHAS MANDAILING
4/
5
Oleh
adlin dalimunthe