Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Coba tanyakan kepada pemeluk agama Islam disekitar anda. Apa yang terfikir olehnya ketika disebutkan kata sunnah. Ada dua jawaban yang umumnya akan kita temukan.
Pertama sunnah adalah sikap, tindakan, ucapan dan cara rasulullah menjalani hidupnya
Kedua sunnah itu berpahala jika dikerjakan dan tidak mendapat dosa/azab jika ditinggalkan.
(Hayyo jujur pendapatmu ada dinomor berapa? Hehee)
Hal itu tidaklah sepenuhnya keliru. Apalagi sejak kita kecil itulah yang umumnya ditanamkan pada kita terutama dibangku sekolahan. Maka tidak jarang ketika kita menganjurkan atau mengajarkan atau mengingatkan suatu perkara yang sunnah kepada saudara kita sesama muslim, beragam tanggapan yang kita dapatkan.
Ada yang menerima dengan senang hati dan dengan ringan mengerjakannya (dan inilah yang kita harapkan), namun ada juga yang enggan menerima atau terlihat berat melaksanakannya bahkan dengan ringan meninggalkan amalan-amalan sunnah tersebut dengan berdalih:
"ah, itukan sunnah”
Tulisan berikut ini mencoba untuk menyampaikan betapa PENTINGnya melaksanakan sunnah rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Walaupun tidak wajib.
Al Qurthubi rahimahullahu berkata:
"Siapa yang terus menerus meninggalkan sunnah, maka itu kekurangan dalam agamanya. Jika ia meninggalkannya karena meremehkan dan tidak suka. Maka itu kefasikan.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda:
فمَن رغب عن سنَّتي فليس منِّي
Artinya: “Barang siapa yang membenci sunnahku, maka ia bukanlah termasuk umatku.” (HR. Bukhari [5063] dan Muslim [1401])
Dahulu para shahabat dan orang-orang yang mengikutinya. Senantiasa menjaga perkara sunnah sebagaimana menjaga perkara wajib. Mereka tidak membedakan keduanya dalam meraih pahala. Misalnya sunnah sholat rawatib.
Ummu Habibah radiyallahu ‘anha telah meriwayatkan sebuah hadits tentang keutamaan sholat sunnah rawatib, dia berkata: saya mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang sholat dua belas rakaat pada siang dan malam, maka akan dibangunkan baginya rumah di surga“. Ummu Habibah berkata: saya tidak pernah meninggalkan sholat sunnah rawatib semenjak mendengar hadits tersebut. ‘Anbasah berkata: Maka saya tidak pernah meninggalkannya setelah mendengar hadits tersebut dari Ummu Habibah. ‘Amru bin Aus berkata: Saya tidak pernah meninggalkannya setelah mendengar hadits tersebut dari ‘Ansabah. An-Nu’am bin Salim berkata: Saya tidak pernah meninggalkannya setelah mendengar hadits tersebut dari ‘Amru bin Aus. (HR. Muslim no. 728).
Banyak sunnah yang diremehkan di zaman ini. Dengan alasan: ah itu kan cuma sunnah. Padahal sunnah bukanlah untuk ditinggalkan (sebaliknya justru itu untuk kita kerjakan sebagai pelengkap/tambahan amalan-amalan fardhu).
Banyak perkara sunnah yang berpahala amat besar. Seperti shalat qabliyah shubuh yang lebih baik dari dunia dan seisinya.
Sebagai penutup mari kita simak betapa PENTINGnya sunnah untuk dikerjakan. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يا أيُّها الناس! إنِّي قد تركتُ فيكم ما إن اعتصمتم به فلَن تضلُّوا أبداً: كتاب الله وسنَّة نبيِّه صلى الله عليه وسلم
“Wahai manusia! Sesungguhnya aku meninggalkan kepada kalian sesuatu yang jika kalian berpegang teguh dengannya, maka tidak akan tersesat selamanya, yaitu Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Dan sabdanya, “Sesungguhnya aku meninggalkan kepada kalian dua hal yang kalian tidak akan tersesat selamanya setelah berpegang dengan keduanya, Kitabullah dan Sunnahku.” (HR. Hakim dalam Mustadrok [1/93]). Dalil yang lain adalah perkataan para ulama ketika menyebutkan beberapa masalah dan perkara ini didasarkan pada Kitab (Al-Qur’an), Sunnah dan Ijma.
Berpegang teguh pada “kitabullah dan sunnah” adalah jaminan hidup yang terhindar dari kesesatan. Mari Lestarikan Sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Wallahu'alam
Bagikan
Ahh!! Itukan Sunnah!!
4/
5
Oleh
adlin dalimunthe