"Oh itu yang disebut-sebut Sunda Kelapa. Gerbang utama perubahan untuk islam nusantara ini wahai sultan. Tempat islam akan tegak. Bukan oleh mereka penguasa lalim. Kan ku rebut untukmu wahai khalifah Allah."
Api membara mewarnai setiap kata Fatahillah kepada sultannya saat mereka mengamati kota pelabuhan portugis itu. Sunda Kelapa, sebuah kota pelabuhan yang dilewati sungai ciliwung itu sungguh menawan dilihat dari kejauhan. Hari ini sebuah penyerangan besar akan terjadi, gabungan pasukan yang dipimpin satu panglima hebat, Fatahillah.
Sekitar 400 kapal perang berlayar mendekati Sunda Kelapa, bendera perang dikibarkan dan takbir menggema bagaikan kilat membelah langit tua. Cuaca hari itu cerah, bagaikan menyapa pasukan Allah yang bergerak siap membebaskan Sunda kelapa, kota yang akan menjadi lambang kejayaan Islam di nusantara.
Pertempuran dahsyat tak dapat terelakan. namun dengan kepiawaian sang panglima Fatahillah, serta ketangkasan dan keberanian pasukan gabungan, tepat pada 22 Juni 1527 Sunda Kelapa jatuh ke tangan kekhalifahan Islam Nusantara. Nama dari kota Sunda Kelapa pun diubah menjadi Jayakarta yang memliki arti "kemenangan yang nyata" dikutip dari QS.al-Fath ayat 1 yang dalam bahasa arab adalah "fathan mubiinaa". Sampai hari ini kita mengenang kejadian tersebut dengan merayakan hari jadi Kota Jakarta setiap tanggal 22 Juni.
Sudah 489 tahun umur Jakarta semenjak dibebaskan dari penjajah portugis oleh fatahillah dan pasukan muslim. Dari tahun ke tahun semakin sedikit orang yang mengenang perjuangan mereka dan merayakan hari jadi Ibu Kota Jakarta ini. Namun, bukan hal itu yang mengganjal di pikiran saya. Bukan masalah berapa banyak orang yang menghargai peristiwa ini atau seberapa peduli orang dengan hari jadi Kota Jakarta. Karena hal itu adalah akibat dari sebab yang tidak terpandang. Sebab mengapa orang sudah tidak peduli, karena Kota Jakarta telah kehilangan kejayaannya. Kejayaan Jayakarta telah tersita, oleh zaman, budaya, dan mental penduduknya. Makna Jayakarta telah terdistorsi.
Bagikan
NAMA JAKARTA DIAMBIL DARI AL-QUR'AN
4/
5
Oleh
adlin dalimunthe