Sebelum menjelaskan lebih jauh tentang demonstrasi dalam sejarah Islam, mari kita bahas terlebih dahulu pengertian demonstrasi itu sendiri, baik yang didefinisikan dalam istilah bahasa Indonesia maupun dalam bahasa Arab, sebagai landasan awal sehingga bisa menemukan makna dan esensi dari tulisan ini.
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer
dijelaskan bahwa demonstrasi adalah gerakan atau tindakan bersama-sama untuk
menyatakan protes baik dengan pawai, membawa panjipanji, poster-poster, serta
tulisan-tulisan yang merupakan pencetusan perasaan atau sikap para demonstran
mengenai suatu masalah.
Adapun
dalam bahasa Arab, istilah demonstrasi disebut dengan
beberapa istilah, yaitu muzhaharah dan
masirah. Istilah
muzhaharah dalam
kamus al-Munawwir diartikan
sebagai “demonstrasi”, tanpa merinci sifatnya anarkis atau tidak. Sedangkan masîrah secara harfiah
adalah “perjalanan”, dalam kamus al-Mawrîd
disebutkan bahwa masîrah berarti march, atau long march.
Dengan demikian yang dimaksud masirah adalah istilah untuk aksi demonstrasi yang tidak disertai dengan perusakan, atau bisa disebut juga sebagai long-march yaitu lebih menekankan pada pola aksi yang bergerak dan tidak diam di satu tempat tertentu (pawai). Pola seperti ini disebut dengan pola dinamis, sebagai lawan dari pola statis, yaitu aksi yang dilakukan hanya diam di satu tempat tertentu, misalnya aksi mimbar bebas.
Dengan demikian yang dimaksud masirah adalah istilah untuk aksi demonstrasi yang tidak disertai dengan perusakan, atau bisa disebut juga sebagai long-march yaitu lebih menekankan pada pola aksi yang bergerak dan tidak diam di satu tempat tertentu (pawai). Pola seperti ini disebut dengan pola dinamis, sebagai lawan dari pola statis, yaitu aksi yang dilakukan hanya diam di satu tempat tertentu, misalnya aksi mimbar bebas.
Secara etimologis, ada perbedaan antara masîrah dan muzhâharah. Bagi kaum sosialis, muzhâharah (demonstrasi) dilakukan dengan disertai boikot, pemogokan, kerusuhan, dan perusakan (teror). Adapun masîrah lebih kepada aksi damai tanpa kekerasan dan dilakukan dengan long march.
Jika melihat dari sisi yang berbeda yaitu dalam al-Qur’an dan hadis-hadis Rasulullah, istilah tentang demonstrasi atau unjuk rasa (muzhaharah atau masîrah) dengan arti sebagaimana disebut sebelumnya, tidak dapat ditemukan, Namun ada peristiwa yang terjadi pada masa Rasulullah terkait dengan masirah.
Masirah Pertama Dalam Sejarah Islam
Masirah pertama dalam sejarah Islam ditandai dengan masuk Islamnya Umar Ibnu Khattab. Sesaat setelah menyatakan masuk Islam, Umar bin Khattab bertanya kepada Rasulullah,
"Bukankah kita berada di atas kebenaran?"
Nabi Muhammad SAW menjawab, "Benar!"
Umar kembali bertanya, "Bukankah mereka berada di atas kebatilan."
Nabi Muhammad SAW menjawab, "Benar!"
Umar berkata, "Lalu, mengapa harus sembunyi?"
Nabi Rasulullah kemudian balik bertanya kepadanya, "Apa pendapatmu, wahai Umar?"
Umar menjawab, "Wahai Rasulullah, kita keluar dan mengumumkan Islam di jalan-jalan Kota Makkah hingga kita bertawaf di Ka'bah."
Nabi Muhammad SAW lalu berkata, "Baik, wahai Umar."
Maka keluarlah Kaum Muslimin dalam sebuah formasi yang belum pernah disaksikan oleh orang-orang quraisy. Rasulullah berada didepan, diikuti oleh Barisan pertama dipimpin oleh "Singa Allah", yaitu Hamzah bin Abdul Muthalib dan barisan kedua dipimpin oleh Umar bin Khattab. Seraya mengumandangkan Takbir "Allahu Akbar Wa Lillahil Hamd". Takbir yang kemudian diabadikan oleh ummat Islam setiap menyambut Hari Kemenangan. Kemudian dilanjutkan hingga mereka bertawaf di Ka'bah. Kaum Quraisy yang biasanya bertindak kasar dan kerap menghalangi dakwah rasulullah tidak dapat menghalangi mereka, bahkan penduduk Makkah menutup pintu-pintu rumah mereka dan seakan-akan mereka ketakutan terhadap Kaum Muslimin.
Sejarah mencatat, Islamnya Umar Bin Khattab sebagai "tonggak" awal dakwah terang-terangan Rasulullah di kota Mekkah. (arh)
Bagikan
RASULULLAH PIMPIN AKSI DAMAI PERTAMA DALAM SEJARAH
4/
5
Oleh
adlin dalimunthe