Politikus PDIP Trimedya Panjaitan menilai partai pengusung pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Syaiful Hidayat tidak bekerja maksimal untuk memenangkan Pilgub DKI. Menurutnya, strategi Partai NasDem, Partai Hanura dan Partai Golkar untuk memenangkan Ahok-Djarot belum maksimal.
"Kami melihatnya seperti itu, kalau kita berpegangan pada Pileg kita lihat 49 persen PDIP, Golkar dan NasDem. Mungkin strateginya, kalau PDI Perjuangan kan jelas kerja-kerja ke bawahnya," kata Trimedya usai menghadiri diskusi bertajuk 'Spesial Pilkada' di Jakarta, Sabtu (18/2).
Trimedya mengatakan PDIP sangat berharap besar para partai pengusung Ahok-Djarot bisa bekerja lebih maksimal memenangkan putaran dua Pilgub nanti. Dia optimis, bila partai-partai berusaha keras Ahok-Djarot bakal memperoleh suara terbanyak di putaran dua nanti.
"Kita harapkan Kepada Golkar ini, walaupun di akhir-akhir dia akhirnya kencang. Nah, partai lain juga kita harapkan sama upayanya, kerja kerasnya. Kalau itu terjadi kita optimis menang di putaran kedua," ujarnya.
Hanura Menjawab
Partai Hanura membantah ada anggapan tidak maksimal buat memenangkan pasangan Basuki T Purnama ( Ahok)- Djarot Saiful Hidayat di putaran pertama Pilkada DKI. Wasekjen Partai Hanura Dadang Rusdiana mengatakan pihaknya telah mengerahkan seluruh mesin partai dari tingkat pusat hingga daerah demi pemenangan Ahok-Djarot.
"Partai pendukung itu semua maksimal menggunakan seluruh kekuatannya. Semua solid," kata Dadang saat dihubungi merdeka.com, Senin (20/2).
Dadang menegaskan dukungan penuh kepada Ahok-Djarot telah dibuktikan sejak awal deklarasi. Bahkan Hanura tegas mencopot pengurus DPD DKI Jakarta tidak mengikuti keputusan partai mendukung Ahok-Djarot.
"Dan semua tahu ketika Hanura menyatakan pertama kali dukungannya, dan ada satu dua pengurus DKI yang tidak mendukung. Waktu DPP bertindak tegas dengan melakukan pemberhentian atau mereka diminta mengundurkan diri. Tapi itu kan tidak banyak, satu dua orang saja," tegasnya.
Saat ini, kata dia, Ketum Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) telah meminta kepada seluruh kader untuk bekerja lebih keras memenangkan Ahok-Djarot di putaran kedua. "Tidak ada surut langkah, kita tentunya akan tetap komitmen terhadap usungan. Demikian juga perintah dari Ketum kami, Pak OSO tidak ada yang berubah, tetap kita dukung Ahok-Djarot," pungkasnya.
Golkar Membalas
Ketua Fraksi Golkar DPRD DKI Jakarta Ashraf Ali membantah bila mesin Partai Golkar di DKI tidak jalan. Ashraf menegaskan, partainya dan relawan yang diprakarsai oleh Golkar telah maksimal bekerja.
"Kemenangan Ahok-Djarot di putaran pertama mencapai 43 persen lebih karena semua partai pendukung sudah bekerja semaksimal mungkin ditambah lagi relawan. Memang banyak menginginkan Ahok-Djarot menduduki jabatan untuk meneruskan program Jakarta. Nah, masing-masing partai sudah bekerja sesuai dengan kreasinya," kata Ashraf kepada merdeka.com, Jakarta, Minggu (19/2).
Menurut Ashraf, Partai Golkar bekerja dengan 13 ribu orang terlatih selama tiga bulan ada di lapisan kedua. Melakukan tugas pokok real count dan menguasai suara di berbagai TPS dengan beragam usai. Mulai dari pembuatan tabloid, stiker, buku-buku dan pendekatan persuasif lainnya.
"Relawan Golkar ini terlatih dan mandiri dengan dibantu oleh konsultan profesional. Ada relawan kuning, ada Relawan Nusantara Pak Nusron Wahid. Satu RT satu orang artinya kita punya 30 ribu lebih relawan yang terdata dan relawan terlatih, itu gerakan yang masif," jelas Ashraf.
Politikus Golkar ini minta semua partai pendukung Ahok-Djarot untuk tidak saling menyalahkan. Ashraf menegaskan, tak hanya PDIP, semua partai pengusung seperti Partai Golkar, Hanura, NasDem dan partai pendukung seperti PPP Djan Faridz sudah bekerja maksimal.
"Kita bertarung pada posisi sulit bisa mencapai di putaran pertama sangat luar biasa. Ini perlu motivasi semua pihak, ini satu kesatuan yang utuh dengan potensi yang ada. Oleh karena itu perlu sikap arif yang dikedepankan elit-elit," jelas Ashraf.
"Pandangan yang tak mendasar membuat situasi yang tak kondusif ini ditunggu pasangan lawan. Sampai sekarang kita masih solid. Kita kerja luar biasa siang malam, semua anggota DPR RI DPRD dari Golkar dikerahkan hingga kecamatan," tandasnya.
NASDEM Angkat Suara
Partai NasDem menyayangkan pernyataan Politisi senior PDI Perjuangan Trimedya Panjaitan yang menyebut partai politik selain PDI Perjuangan kurang maksimal saat Pilkada DKI Jakarta. Sekretaris DPW NasDem DKI Jakarta Wibi Andrino menyatakan seharusnya pernyataan itu tidak keluar karena sekarang ini yang terpenting seluruh pendukung Basuki- Djarot (Badja) semakin merapatkan barisan.
"Namun, beliau malah mengeluarkan komentar yang dapat memecah belah. Sangat disayangkan," kata Wibi seperti dilansir Antara, Sabtu (18/2).
Wibi memastikan, partai politik pendukung Badja telah berjuang untuk menang di Pilgub DKI. "Seluruh partai yang tergabung di dalam tim pemenangan pasti berjuang dengan sepenuh hati, untuk memenangkan Badja terpilih kembali. Kami mendukung tanpa syarat maupun embel-embel di belakang apapun," kata politisi muda NasDem tersebut.
Wibi menyindir dalam porsi tim pemenangan ketua timses berasal dari PDI Perjuangan yang sudah tentu dibutuhkan kemampuan komunikasi maupun kepemimpinan untuk memimpin tim agar mendapat hasil yang diinginkan. "Komentar pak Trimed seakan dirinya bicara di depan kaca yang begitu besar. Untuk itu lebih baik beliau tidak lagi berkomentar yang tidak perlu. Fokus kami semua hanya pada pemenangan Badja," tuturnya.
Ia menambahkan, partai NasDem 1000 persen maksimal untuk kemenangan Ahok di pilkada. "Kemenangan Ahok dan kepentingan rakyat Jakarta untuk Jakarta lebih baik," katanya. (arh dari berbagai sumber)