Friday, 24 March 2017

7 TIPS DARI KOMNAS ANAK UNTUK ATASI PENCULIKAN ANAK


Komnas Anak menyampaikan, ada sejumlah hal yang harus diperhatikan dan dilakukan orangtua pada anaknya untuk mengantisipasi terjadinya penculikan terhadap anak. Apalagi, saat ini marak isu soal penculikan anak.

Ketua Komnas Anak Arist Merdeka Sirait mengatakan, pihaknya merasa perlu untuk memberikan tips kepada orangtua untuk mencegah terjadinya penculikan. 

Pertama, yang harus dilakukan dengan menanamkan sikap waspada sejak usia dini kepada anak-anaknya. "Ajak anak untuk skeptis dan kritis terhadap orang lain. Beri pemahaman pada anak, bahaya bisa saja terjadi di lingkungan sekitarnya," ujarnya pada wartawan di Jakarta Timur, Jumat (24/3/2017).

Kedua anak juga harus diajarkan untuk menghapal identitas diri, seperti nama panjangnya, nama lengkap ayah ibunya, hingga alamat rumahnya. 

Ketiga ajarkan juga pada anak agar dapat menghapal nomor telepon rumah, nomor telepon keluarga, dan juga anggota keluarga lainnya. "Orang tua harus berani mengatakan tidak pada pemberian, ajakan, atau bujuk rayu orang lain yang tak dia kenali," tuturnya.

Keempat anak juga perlu diajarkan agar tak langsung percaya pada orang yang tak dikenal, apalagi yang mengaku sebagai suruhan ayah, ibu, atau keluarga lainnya. "Dalam lingkungan sekolah, ajarkan anak untuk selalu berangkat dan pulang bersama teman-temannya, jangan sampai sendirian," terangnya. 

Kelima orang tua diharapkan dapat membekali anak jika dalam kondisi darurat atau dibawah ancaman penculikan, seperti diajarkan berteriak, menggigit, menendang, berlari sambil meminta pertolongan dalam keadaan bahaya. Orang tua pun sebisa mungkin mendampingi anak kemanapun perginya. Jika tak bisa, orang tua harus melimpahkan tugas ini pada orang-orang yang bisa dipercaya dengan tetap meningkatkan kewaspadaan.

Keenam Orang tua harus mengajarkan keterbukaan pada anak. Ajak anak untuk dapat menceritakan bagaimana lingkungan sekolahnya atau kondisi tempatnya bermain. Orang tua harus menjalin komunikasi dengan tempat sekolah anak untuk menghindari penculik menjalankan aksinya dengan berpura-pura menjemput anak. "Jangan biarkan anak-anak lepas dari kontrol orang tua. Itu yang paling penting," paparnya.

Terakhir orang tua diharuskan pula untuk selalu waspada dan mengawasi orang-orang yang berada di sekeliling anak, seperti pedagang keliling, pengemis atau orang lainnya yang tak dikenal. "Jika menemukan orang yang dianggap mencurigakan segera laporkan ke otoritas yang berwajib, seperti kepolisian, RT, RW atau lainnya. Jangan main hakim sendiri," katanya. 

Baca selengkapnya

Friday, 17 March 2017

KUNJUNGI KELUARGA NENEK HINDUN, AHOK DAPATKAN FAKTA INI

Cagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) secara mendadak mendatangi rumah almarhumah Nenek Hindun. Apa saja fakta seputar pengurusan jenazah nenek hindun yang tidak diungkap media?






















Ahok datang sekitar pukul 09.15 WIB, Senin (13/3/2017), dengan mengenakan kemeja putih bergaris biru. Sebelum masuk ke gang sempit rumah kediaman almarhum Nenek Hindun, Ahok sempat berbincang sejenak dengan warga.

Pertemuan antara Ahok dan pihak keluarga Nenek Hindun sendiri dilangsungkan secara tertutup. Media hanya diberi waktu sebentar untuk mengabadikan kedatangan Ahok di rumah tersebut. Kedatangan Ahok bertujuan untuk menghibur keluarga almarhumah nenek hindun. Pendukung Ahok yang ketika meninggal dikabarkan tidak diurus jenazahnya oleh masyarakat karena mendukung Ahok. Terlihat Ahok duduk bersila dan berbincang dengan anggota keluarga Nenek Hindun. Berikut adalah informasi yang diperoleh Ahok ketika ngobrol dengan keluarga nenek hindun dan masyarakat setempat.

Almarhumah disholatkan pengurus musalla
Sebelumnya, Sunengsih (46), putri Hindun, menuturkan ibunya meninggal pada Selasa (7/3) lalu. Dia menuturkan, setelah memandikan jenazah di rumah, Sunengsih lalu menghubungi pengurus Musala Al-Mu'minun, yang berada di dekat rumahnya.

"Saya ngomong ke Ustaz Syafi'i (pengurus musala, red), 'Pak Ustaz, ini ibu saya minta disalatkan di musala bisa nggak?' Pak Ustaz langsung jawab, 'Nggak usah, Neng, percuma. Udah di rumah aja. Entar saya pimpin'. Memang benar sih dia pimpin, saya bilang, 'Ya udah'," tutur Sunengsih saat ditemui di rumahnya, Jl Kramat Raya 2 Gang CC RT 9 RW 5, Kelurahan Karet, Setiabudi, Jakarta Selatan, Sabtu (11/3).

Meski menerima jenazah ibunya disalatkan di rumah, Sunengsih menyimpan penyesalan karena tak bisa memenuhi keinginan ibunya disalatkan di musala. Terlebih setelah muncul isu Musala Al-Mu'minun memang menolak mensalatkan jenazah pendukung dan pembela penista agama.

Dua hari setelah jenazah Hindun dimakamkan, cerita Sunengsih ini mengalir dari mulut ke mulut hingga sampai ke telinga lurah dan camat. Lurah dan camat sampai datang ke rumah Sunengsih, yang kemudian mengadukan kabar soal penolakan menyalatkan jenazah di Musala Al-Mu'minun.

Jenazah Nenek Hindun Diurus Warga & Penurus Mushalla
Namun tetangga Sunengsih, Syamsul Bahri, menuturkan cerita berbeda. Dia mengatakan warga membantu mengurus jenazah Hindun. Warga juga datang untuk melayat.

"Waktu itu saya baru pulang dari kantor, berita duka terdengar di musala-musala RW 5. Itu pergerakan secara otomatis, kalau warga RW 5 itu untuk berita duka cepet gotong royongnya. Saya bersama pengurus masjid, Ustaz Syafi'i, langsung ambil pemandian mayat di masjid lainnya, kita dorong, kita siapkan, kita hubungin pemandi mayat," tutur Syamsul.

Ambulan Anies-Sandy Hantarkan Jenazah Nenek Hindun
"Pemandi mayat orang PKS, tapi mereka nggak lihat pilihan, yang mandiin, papan, sampai ambulans mereka menghubungi Golkar dan PDIP itu nggak ada, lagi penuh. Akhirnya dari timses Gerindra. Dari RW punya inisiatif untuk memanggil ambulans. Akhirnya datang, ambulans Anies-Sandi. Itu kan tidak melihat perbedaan, tetap dukung, karena itu kan warga kita," sambungnya.

Tidak dishalatkan di Mushalla Karena Situasi Yang Tidak Memungkinkan
Soal jenazah Hindun yang tidak disalatkan di musala, Syamsul memberi penjelasan. Menurut dia, waktunya tak memungkinkan.

"Ustaznya salatin dan warga ikut salatin. Untuk klarifikasi bahwa musala tidak mau mensalati itu salah. Karena waktu yang membuat seperti itu. Kenapa? Meninggal pukul 13.30 WIB. Pemandian jam 17.00 WIB, pemandiannya, rempah-rempahnya itu butuh waktu. Abis dari pemandian selesainya jam 17.30 WIB masuk ke rumah, karena kebetulan rumahnya gangnya sempit. Warga ngelayat langsung pulang, karena kalau tidak langsung pulang, rumahnya penuh," ujar Syamsul.

"Sampai situ mandiin, kafanin, doain, keluarga cium itu ada proses waktu. Kira-kira selesainya jam 18.00 WIB kurang. Cuaca waktu itu sudah gelap, mau hujan besar. Kalau kita ke musala lagi, itu akan memakan waktu, jangan sampai ke kuburan itu malam. Akhirnya inisiatif ustaz dan tokoh-tokoh abis mayat ditutup langsung disalatin di situ. Kebetulan kalau di musala jemaah kita belum pada pulang kerja, ada yang berdagang," sambung Syamsul.

"Sampai selesai salatin jam 18.00 WIB lewat, langsung ke ambulans biar nggak kemaleman. Sesudah di ambulans pas perjalanan di Kuningan macet, sampai di Kuningan hujan besar itu jam 18.30 WIB. Sampai selesai jam 19.00 WIB kurang. Ada warga yang ikut, ada yang nggak ikut, karena ada yang punya keperluan, jadi saya klarifikasi warga pada ikut, tokoh-tokoh juga ikut, termasuk Ustaz Piih (Syafi'i, red) dan pengurus musala," sambungnya lagi.

Ketua RT 9 RW 5, Abdurrahman (40), mengamini semua cerita Syamsul Bahri. Dia mengatakan warga ikut membantu mengurus jenazah Hindun. Dia juga menyatakan ikut membantu mengurus surat-menyurat kematian Hindun. Soal salat jenazah, Abdurrahman mengatakan bisa di musala, bisa juga di rumah. Soal salat jenazah di rumah merupakan hal biasa, menyesuaikan dengan kondisi.

"Semua, RW sini, kalau ada kejadian meninggal di rumah, kalau salat bisa di rumah bisa di musala. Almarhumah Bu Hindun di rumah karena waktunya mepet kali ya," tutur Abdurrahman.

Abdurrahman memang tak ikut terlibat langsung dalam mengurus jenazah Hindun. Namun dia ikut membantu mengurus surat-menyurat, termasuk soal sosialisasi di RW. Dia juga ikut membantu pembagian tugas mengurus jenazah. (arh dari berbagai sumber)

Baca selengkapnya

Thursday, 16 March 2017

KETIKA NU TIDAK LAGI "SEGARIS", KEMANA NAHDIYIN "BERLABUH"?



Sekitar 100 kiai muda Nahdlatul Ulama (NU) melalui forum bahtsul masail atau forum diskusi keagamaan memutuskan bahwa seorang Muslim diperbolehkan memilih pemimpin non-Muslim.

"Terpilihnya non-Muslim di dalam kontestasi politik berdasarkan konstitusi adalah sah jika seseorang non-Muslim terpilih sebagai kepala daerah," kata KH Najib Bukhori saat menyampaikan hasil bahtsul masail di Kantor Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor, Jakarta, Minggu (12/3/2017).

Dengan demikian, lanjut Najib, keterpilihannya untuk mengemban amanah kenegaraan adalah juga sah dan mengikat, baik secara konstitusi maupun secara agama. 

Sejak Sabtu (11/3/2017) hingga Minggu, kiai muda dari berbagai pondok pesantren se-Indonesia itu membahas persoalan kepemimpinan di dalam forum Bahtsul Masail Kiai Muda yang digelar PP GP Ansor dengan tema "Kepemimpinan Non-Muslim di Indonesia". 

Mereka berpendapat dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia dan berdasarkan konstitusi negara, setiap warga negara boleh memilih pemimpin tanpa melihat latar belakang agama yang dianutnya.

"Seorang warga negara, dalam ranah pribadi, dapat memilih atau tidak memilih non-Muslim sebagai pemimpin formal pemerintahan," kata Najib

Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas mengatakan hasil bahtsul masail itu akan disosialisasikan ke daerah-daerah di seluruh Indonesia.

Ia juga menimbau umat Islam di Indonesia untuk meredakan ketegangan pada setiap kontestasi politik karena hal tersebut dapat berpotensi memecah belah umat Islam, sebagaimana terjadi di Jakarta.

Apalagi, kecenderungan intoleransi sesama umat Islam semakin kasat mata dan tergambar dengan adanya spanduk di sejumlah masjid yang tidak menerima pengurusan keagamaan jenazah Muslim bagi pemilih dan pendukung pemimpin non-Muslim, kata Yaqut.

"Akibat kontestasi politik di Jakarta yang makin tidak terkontrol dan cenderung ganas, bukan tidak mungkin dapat menyebar di daerah lain," katanya.

KH Abdul Ghofur Maemun Zubair sebagai perumus bahtsul masail menambahkan, pandangan sebagian kelompok untuk tidak menyalatkan jenazah lawan politik justru merupakan cerminan sikap yang tidak sesuai dengan ajaran Islam maupun nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia.

TANGGAPAN TEGAS Rais Aam PBNU

Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin menegaskan bahwa keputusan tertinggi organisasi ada di hasil Muktamar.

Hal itu ia sampaikan berkaitan dengan adanya keputusan Bahtsul Masail Gerakan Pemuda (GP) Ansor yang menyatakan bahwa boleh memilih pemimpin non-Muslim karena dibolehkan dalam konstitusi dan selagi memberikan maslahat.

"Nahdlatul Ulama memiliki aturan yang harus diikuti sesuai keputusan muktamar. Dalam muktamar sudah jelas dilarang memilih pemimpin non muslim dan harus diikuti oleh seluruh warga nahdiyin," kata KH Ma'ruf Amin saat ditemui di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Jakarta, Selasa (14/03).

Kiai Ma’ruf menjelaskan, dalam Muktamar NU di PP Lirboyo, Kediritahun 1999, diputuskan bahwa tidak boleh memilih atau memberikan kuasa pemimpin kepada non-Muslim, kecuali dalam keadaan darurat.

“Keputusan Bahtsul Masail tidak boleh bertentangan dengan muktamar,” jelasnya.

Ulama panutan yang juga Ketua Umum MUI ini mengungkapkan, keputusan muktamar hanya bisa dirubah dengan muktamar lagi.

Sebelumnya, Ketua GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas merilis hasil Halaqah Bahtsul Masail Kiai Muda GP Ansor tentang kepemimpinan non-Muslim. Dalam keputusan di Jakarta itu, GP Ansor membolehkan umat Islam untuk memilih pemimpin non-Muslim.

Ada apa dengan Nahdatul Ulama?. Pendapat yang tidak"segaris" ini memunculkan kebingungan dikalangan nahdiyin. Pendapat mana yang harus diikutin. Pilkada DKI 2017 ini benar-benar menguji kekuatan Nahdatul Ulama sebagai organisasi terbesar Islam di Indonesia. 
Baca selengkapnya

Wednesday, 15 March 2017

LSI: ANIES-SANDY UNGGULI AHOK-DJAROT


Lingkaran Survei Indonesia pimpinan Denny Januar Ali (LSI Denny JA) hari ini mempublikasikan hasil riset mereka terkait elektabilitas dua pasang calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Survei digelar sebelum kampanye Pilgub DKI putaran II, yakni pada 27 Februari sampai 3 Maret 2017. 

Survei menggunakan metode multistage random sampling melalui wawancara tatap muka dengan 400 responden. Margin of error dari survei ini adalah 4,8 persen. Hasil survei menunjukkan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno unggul atas Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat dalam hal elektabilitas. 

"Untuk sementara, sebelum kampanye, Anies-Sandi dengan angka 49,7 persen, Ahok-Djarot 40,5 persen suara, dan undecided voters ada di angka 9,8 persen," kata peneliti LSI Adjie Alfaraby dalam keterangannya, Selasa (7/3/2017). 


Menurut Adjie, selisih elektabilitas antara Anies dan Ahok masih ketat, yakni 9 persen. Survei LSI Denny JA juga menunjukkan, berdasarkan sentimen agama, pasangan Anies-Sandi unggul di pemilih muslim. Adapun duet Ahok-Djarot menang di pemilih nonmuslim.

Data LSI Denny JA menyebut, dari 79,20 persen responden muslim, sebanyak 55,04 persen memilih Anies-Sandi. Sisanya mendukung Ahok-Djarot. Di kalangan pemilih nonmuslim, yang jumlahnya sekitar 20,80 persen, sebanyak 86,58 persen di antaranya mendukung Ahok-Djarot. 

Berdasarkan latar belakang ekonomi responden, Anies-Sandi unggul di pemilih kelas menengah ke bawah, sementara Ahok-Djarot unggul di kelas menengah ke atas. Di kelas menengah ke atas yang pendapatannya Rp 3,5 juta ke atas, Ahok-Djarot unggul. (news.detik.com)
Baca selengkapnya

Sunday, 5 March 2017

SIDANG PLENO DKI MOLOR, BADJA WALKOUT, ANIES-SANDI RAMAI DITUDUH TELAT, INI JAWABAN KPU DKI

SIDANG PLENO DKI MOLOR, BADJA WALKOUT, ANIES-SANDI RAMAI DITUDUH TELAT, INI JAWABAN KPU DKI

PILKADA DKI tidak kunjung berhenti buat "ramai" Indonesia. Terakhir adalah molornya pelaksanaan Sidang Pleno KPU selama 1 jam 30 menit. Keterlambatan ini direspon oleh Ahok-Djarot dengan melakukan aksi walk out dan tentu saja dengan bumbu marah-marah.

"Sirkus" ini kemudian membuat ramai media sosial. Pendukung Ahok memanfaatkan situasi ini dengan ramai-ramai menyampaikan berita HOAX dimedia sosial baik facebook, tweeter bahkan youtube. Mereka dengan lugas menuduh bahwa molornya Sidang Pleno KPU tersebut disebabkan keterlambatan pasangan Anies-Sandi hadir dilokasi yang sudah ditentukan. Untuk menjawab hal ini mari kita simak klarifikasi dari Ketua KPU DKI.


Ketua KPU DKI menyampaikan bahwa molornya Sidang Pleno disebabkan adanya saling tunggu antara KPU DKI dengan pasangan Ahok-Djarot. Dalam protokoler Sidang Pleno tersebut PASLON sudah disiapkan ruang tunggu khusus sebelum acara dimulai. Anies-Sandi begitu sampai ke lokasi langsung menuju ruang tunggu yang telah disediakan. Berbeda dengan pasangan AHok-Djarot, meski lebih dahulu sampai di lokasi pasangan Ahok-Djarot tidak mengikuti protokoler yang sudah disusun oleh KPU DKI. Pasangan Ahok-Djarot malah menunggu diruangan yang disediakan oleh tim Ahok-Djarot tanpa sepengetahuan KPU DKI.

Inilah yang menyebabkan Sidang Pleno DKI molor hingga 1 jam lebih. PILKADA DKI tahun ini memang penuh dengan "sirkus". Aksi walkout Ahok-Djarot pun kemudian ramai disebut sebagai sebuah tindakan disiplin dari seorang pemimpin. Disisi lain kejadian ini dijadikan "peluru" untuk menyerang Anies-Sandi yang dituduh sebagai penyebab molornya Sidang Pleno KPU DKI.

Lawanhoak mengajak seluruh netizen untuk lebih kritis dalam menerima informasi yang beredar. Agar terhindar dari berita HOAX yang kerap berujung fitnah. (arh)
Baca selengkapnya

Friday, 3 March 2017

DISEBUT PUNYA SELINGKUHAN, ANIES LAPORKAN PENDUKUNG BADJA



Calon gubenur DKI Jakarta Anies Baswedan melaporkan sebuah akun Twitter diduga milik seseorang bernama Chiko Hakim atas dugaan pencemaran nama baik ke Polda Metro Jaya, Kamis (2/3). 

Laporan itu diterima polisi dengan nomorLP/1059/III/2017/PMJ/Dit.Reskrimsus tertanggal 2 Maret 2017. Kuasa hukum Anies, Jupen Edy mengatakan, akun Twitter @chikohakim milik Chiko memuat informasi sesat yang menyebut mantan Menteri Pendidikan itu memiliki simpanan dan selingkuhan.

"Klien kami dituduh mempunyai simpanan beserta selingkuhan. Ini tidak benar dan sudah dibantah berkali-kali," kata Jupen di Polda Metro Jaya, Kamis (2/3). 

Jupen mengatakan twit @chikohakim terjadi pertama kali pada 27 Februari 2017 dan langsung di-mention ke akun resmi Anies Baswedan. Jupen mengatakan, akun Chiko sudah berkali-kali menulis hal yang kurang pantas. 

"Berkali-kali. Dia bilang juga, Mas Anies adalah muslim abal-abal tapi kita enggak lapor. Tapi karena ini di-mention langsung, Mas Anies merasa terganggu sekali," ucapnya. 

Jupen menduga tautan itu mempunyai motif politik yaitu untuk menyudutkan Anies yang hampir dipastikan bertarung di putaran kedua Pilkada DKI 2017. Anies, kata Jupen sangat khawatir informasi itu bisa mempengaruhi dukungan masyarakat kepadanya.

"Ini barangkali ada urusan juga dengan pilkada. Penyidik silahkan cari tahu apa ada motif-motif tertentu," katanya. 

Jupen mengatakan, Anies akan mencabut laporan jika Chiko memberikan klarifikasi dan permohonan maaf secara terbuka.

"Ini masih andai-andai ya. Bisa jadi dicabut bisa gimana gitu. Tapi sampai hari ini kami belum terima klarifikasi atau permintaan maaf dalam bentuk apa pun," tutur Jupen. 

Dalam laporannya, Anies mempidanakan Chiko dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan membawa serta barang bukti berupa print out dan screen shot unggahan Chiko.

Chiko Hakim sendiri adalah pendukung BADJA dalam kontestasi Pilkada DKI Jakarta.
Baca selengkapnya

AGENDA ZAKIR NAIK & KLARIFIKASI USTADZ ARIFIN ILHAM


Di tengah semarak kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz ke Indonesia, 1-9 Maret 2017, ternyata Indonesia juga kedatangan tamu seorang dai kelas dunia.

Dia adalah Dr Zakir Abdul Karim Naik atau lebih dikenal dengan nama Dr Zakir Naik. Zakir merupakan seorang pembicara Muslim India, dan penulis hal-hal tentang Islam dan perbandingan agama.

Di Jakarta, Zakir Naik bertemu dengan sejumlah ulama, antara lain Pimpinan Majelis Az-Zikra Ustaz Muhammad Arifin Ilham. “Subhanallah walhamdulillah, hari ini Allah pertemukan Arifin dengan hamba pilihan-Nya  yang menjadi wasilah jutaan manusia masuk Islam. Beliau adalah ulama kelas dunia, kanda Ustaz Dr Zakir Naik, 52 tahun,” kata Ustaz Muhammad Arifin Ilham kepada Republika.co.id, Kamis (2/3).

Direktur An Nahl Institute Jakarta Ustaz Ahmad Buchory Muslim mengatakan, kedatangan Dr Zakir Naik ke Jakarta adalah kunjungan silaturahim dengan ulama, tokoh dan tempat atau kampus yang sudah siap akan mengadakan acara.  Menurut dia, Zakir naik akan menggelar sejumlah safari dakwah ke sejumlah pesantren dan Universitas Islam di Indonesia. 

“Insya Allah Dr Zakir Naik akan melakukan safari dakwah ke sejumlah pesantren dan universitas Islam di Indonesia pada akhir Maret 2017," ujarnya.

Sementara di laman Facebook-nya, Ustaz Arifin Ilham mengklarifikasi, yang akan memberikan khutbah jumat pada hari ini di Masjid az-Zikra bukan Zakir Naik, melainkan dirinya. 

Begitu pula pada Ahad (5/3) untuk memberikan Tausiyah Zikir Akbar mulai 07.00 pagi. Setelah itu dilanjutkan siaran langsung TV ONE  pada program Damai Indonesiaku mulai pukul 15.00 - 17.00 di Masjid az-Zikra Sentul Bogor. "Ini jadwal abang di Majelis az-Zikra Sentul, bukan Zakir Naik," ujarnya. 

Baca: https://lawanhoak.blogspot.co.id/2017/03/zakir-naik-akan-tayang-di-tv-one.html

"Semoga Allah selalu memberkahi persahabatan dan harakah dakwah kita...aamiin," katanya.
Baca selengkapnya

Thursday, 2 March 2017

ZAKIR NAIK AKAN TAYANG DI TV ONE




Dilansir dari laman Facebook Ustad Arifin Ilham. Kehadiran Ustadz Zakir Naik ke Indonesia dalam rangka safari dakwah akan ditayangkan live di TV ONE.

"Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu.


SubhanAllah walhamdulillah Allah pertemukan dg hamba pilihanNya yg menjadi wasilah jutaan manusia masuk Islam, ulama dunia, kanda ustadz DR Zakir Naik, 52 tahun.

InsyaAllah beliau akan menyirami umat Islam Indonesia dg da'wah bil hikmahnya...aamiin.

InsyaAllah besok khutbah jumat di mesjid Az Zikra, dan kembali ahad besok 5 Maret / 7 Jumadil Akhir Tawshiyah Zikir Akbar mulai 07 00 pagi, dan dilanjutkan siaran langsung TV ONE Damai Indonesiaku mulai 15.00 - 17.00 di mesjid Az Zikra Sentul Bogor.

Semoga Allah selalu memberkahi persahabatan dan harakah da'wah kita...aamiin."

Ummat Islam seluruh indonesia, bisa dipastikan akan "nongkrong" di depan TV untuk menambah wawasan keIslaman dari Ustadz Zakir Naik.


Baca selengkapnya
INSIDEN POLISI "ALERGI" BENDERA TAUHID SAAT SAMBUT RAJA SALMAN

INSIDEN POLISI "ALERGI" BENDERA TAUHID SAAT SAMBUT RAJA SALMAN




Sebuah video beredar di grup youtube, video ini menunjukkan kerumunan masa dipinggir jalan yang hendak menyambut iring-iringan Raja Salman.

Masa nampak membawa bendera merah putih dan bendera Arab.

Namun secara mengejutkan ketika masa membentangkan bendera tauhid (panji rasulullah) yaitu liwa yang berbackground putih dan rayah yang berbackground hitam mendadak polisi merampasnya tanpa alasan yang jelas.

Meski masa memprotes dan memperingatkan dengan istighfar, namun polisi tak bergeming.
Hal ini semakin menguatkan kesan kriminalisasi terhadap Islam dan kaum muslimin. Pasalnya bendera arab yang juga mengandung kalimat tauhid tidak dirampas sementara yang murni bendera tauhid yang menjadi representasi Islam dan kaum muslimin dunia justru dirampas.
Baca selengkapnya

SANDIAGA PAKAI "SERAGAM" RELAWAN AGUS-SYLVI, ADA APA?



Calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan tiga, Sandiaga Uno, menghadiri deklarasi dukungan yang diberikan sekelompok orang yang mengklaim sebagai relawan pasangan calon gubernur-wakil gubernur nomor pemilihan satu, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, di Kelurahan Kebayoran Lama Selatan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (28/2/2017). 

Pada kesempatan itu, Sandi terlihat mengenakan baju tacticool, model baju yang sebelumnya sering dikenakan Agus-Sylvi pada masa kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017 putaran pertama. 

Baju tacticool yang dikenakan Agus memiliki ciri khas dengan lambang bendera merah putih di lengan kanan dan nomor pemilihan Agus di lengan kiri. Sementara di bagian depan terdapat tulisan "AHY" dan slogan kampanyenya, #JakartaUntukRakyat. 

Deklarasi dukungan yang diberikan relawan Agus-Sylvi terhadap pasangan Anies-Sandi di Kebayoran Lama Selatan ditandai dengan pelepasan emblem-emblem pada baju tacticool yang terkait Agus, mulai dari emblem tulisan "AHY", #JakartaUntukRakyat, hingga angka 1 yang merupakan nomor pemilihannya. 

Sandi kemudian melepaskan emblem-emblem tersebut dari baju yang dikenakan seorang relawan. Emblem-emblem yang dicopot kemudian diganti dengan emblem-emblem baru yang terkait pasangan Anies-Sandi, dari mulai emblem tulisan "Anies-Sandi", slogan kampanye #SalamBersamaUntukJakarta, hingga angka 3 yang merupakan nomor pemilihan Anies-Sandi. 

"Dengan ini kami resmi mendukung pasangan nomor tiga. Tapi tetap tidak melepaskan baju hitam kami (baju tacticool)," ujar seorang relawan yang menjadi pembawa acara. 

Saat didaulat menyampaikan sambutan, Sandi sempat mengucapkan terima kasih terhadap dukungan yang diberikan. Dalam sambutannya, Sandi sempat menyinggung selisih perolehan suara Anies-Sandi dengan pasangan nomor pemilihan dua, Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat. 

"Saat ini suara kami masih berselisih sekitar 166.000 suara. Tentu saya sangat berterima kasih kalau dibantu agar yang 166.000 ini bisa terlewati," ucap Sandi. 

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi DKI Jakarta telah merampungkan proses rekapitulasi penghitungan suara tingkat provinsi Pilkada DKI Jakarta 2017. 

Berdasarkan rekapitulasi, pasangan Agus-Sylvi memeroleh 937.955 suara atau sekitar 17,05 persen. 

Pasangan Ahok-Djarot memeroleh 2.364.577 suara atau 42,99 persen, sedangkan pasangan Anies-Sandi memeroleh 2.197.333 suara atau 39,95 persen. 

Total suara sah tiga paslon tersebut sebesar 5.499.865 suara. Sementara suara tidak sah sebesar 64.448 suara. 

Adapun total pengguna hak pilih pada Pilkada DKI Jakarta 2017 sebesar 5.564.313 suara atau sekitar 75,75 persen. 



Baca selengkapnya

ORMAS YANG AKAN BERTEMU RAJA SALMAN, FPI?


Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al Saud, Rabu (1/3/2017) akan tiba di Jakarta. Rencananya, selain menemui Presiden Joko Widodo, sang pemimpin dari Dinasti Saud itu akan bertemu dengan perwakilan beberapa organisasi masyarakat (ormas) Islam.

Keterangan tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir. Setidaknya ada tiga ormas yang akan bertemu Salman.

"Raja Salman akan mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh Islam di Indonesia, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammadiyah, dan Nahdlatul Ulama (NU)," ucap pria yang kerap disapa Tata ini, Selasa (28/2/2017).

Tak cuma dengan ormas Islam, Tata menyebut ada pula pertemuan dengan beberapa perwakilan sejumlah agama di Indonesia.

"Direncanakan bertemu tokoh agama jadi wakil Islam, wakil Katolik dan agama-agama lain," kata dia.

Tata memastikan, tidak ada jadwal Raja Salman bertemu dengan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Muhammad Rizieq Shihab.

"Rencana ketemu (Rizieq Shihab) tidak ada," ucap Tata.

Pada kesempatan berbeda, Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Osama bin Mohammed Alshuibi, memberikan keterangan soal pertemuan dengan sejumlah organisasi masyarakat Islam di Tanah Air.

Soal pertemuan, hal itu diatur oleh pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri.

"Untuk menentukan yang akan diterima Raja dan daftar ormas Islam lainnya adalah pihak Kementerian Luar Negeri Indonesia," ucap Osama di kantor Kedutaan Arab di Jakarta, Selasa.

"Mereka memberikan nama-nama itu kepada kita, dan kita akan mengikuti yang telah diberikan oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia," ujarnya.
Baca selengkapnya

Wednesday, 1 March 2017

DICUEKIN HABIB RIZIEQ, TIM PENGACARA AHOK BAPER

"Kita bisa lihat dari gesture orang, tadi semua itu pas keluar disalami tapi cuma kita doang nih yang bagian kita enggak disalami, nah kalau ahli lain semua disalami atau enggak sama sekali disalami," kata ketua tim pengacara Ahok, Humprey Djemat di sela-sela persidangan. 



Pengacara terdakwa Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok) meyakini kesaksian pimpinan FPI Muhammad Rizieq Syihab memiliki kepentingan dalam persidangan ke-12 perkara penistaan agama di auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (28/2). Keyakinan itu melihat gesture Rizieq usai persidangan yang nampak tak menyukai Ahok. 

"Kita bisa lihat dari gesture orang, tadi semua itu pas keluar disalami tapi cuma kita doang nih yang bagian kita enggak disalami, nah kalau ahli lain semua disalami atau enggak sama sekali disalami," kata ketua tim pengacara Ahok, Humprey Djemat di sela-sela persidangan. 

Humprey menuturkan, saat itu Rizieq hanya bersalaman dengan para hakim dan JPU usai persidangan. Sementara tim penasihat hukum tak ada satu pun yang disalami Rizieq. 

"Semua disalami kita enggak, bukan kita enggak mau disalami, tapi kan ada pernyataan enggak ada masalah sama Pak Ahok, enggak begitu karena ini sudah terlihat jauh sebelum kasus almaidah 2015 yang memegang Ahok jadi gubernur," ujar Humprey. 

Melihat itu, tim penasihat hukum AHok meyakini bahwa Rizieq tak profesional dalam memberikan keterangan sebagai ahli. Sebab hal itu terlihat jelas saat persidangan dan disaksikan oleh banyak orang. 

"Di pengadilan aja disidang yang banyak orang lihat sudah kelihatan. Gesture itu menunjukkan ada masalah pribadi dan sudah jadi rahasia umum. Jadi ini fakta semua dan enggak bisa ditutup-tutupi yang seperti itu," pungkasnya. 

Untuk diketahui, pada sidang ke-12 perkara dugaan penistaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama, JPU menghadirkan dua saksi ahli. Saksi pertama yakni pimpinan FPI Muhammad Rizieq Syihab sebagai saksi ahli agama dan Abdul Chair sebagai ahli pidana. Kedua saksi tersebut dihadirkan atas rekomendasi dari MUI
Baca selengkapnya